Kumpulan puisi "Air Mata Kopi" (Gramedia, 2014) yang mendokumentasikan politik ekonomi di Indonesia. Melalui nasib petani kopi, Gol A Gong menuliskan kegelisahannya. Selama 50 hari, mulai dari Sabang hingga Lampung, April - Juni 2013, Gol A Gong masuk ke gudang kopi, begadang di kedai-kedai kopi, mencatat semua yang dirasakan dan dilihatnya. Buku puisi ini masuk 10 besar "Hari Puisi Indonesia 2014"
4 parts