Dia bersimbah darah. Dia membawa sebilah pisau tajam dan kepala yang sudah terpisah dari badannya. Kemudian, dia mulai menutup pintu tersebut. "Kenapa kamu pacaran dengannya? Kenapa? Kenapa?!" seru orang itu dengan mata yang melotot. Dia langsung melempar kepala Subaru ke arahku, namun aku menghindarinya. Arah wajah dari kepala Subaru ke arahku saat terjatuh ke lantai, wajahnya terlihat sangat pucat dan penuh darah. Sontak aku teriak dan berlari ke pintu rumah. Namun, sayangnya pintunya terkunci. Kubalik ke arah belakang, dia semakin mendekat! Dia terus mendekat ke arahku! Aku mencari cari kunci pintu disekitar namun, tidak ada. Suara kunci terdengar berasal dari orang itu. "Apa kau mencari ini, sayang?" kata orang itu sambil menatapku. Kakiku mulai melemas, kemudian terjatuh dan menangis. Orang itu mengangkat daguku. Tatapan kami saling bertemu. "Kenapa kamu tidak pernah menyadari perasaanku?" kata orang itu dengan tatapan dingin. Seluruh badanku gemetaran melihatnya. Untuk pertama kalinya aku melihatnya seperti ini. Orang itu adalah... Kanata Kira, sahabatku sendiri.