"Ash.." panggil seseorang dengan nada lembut, menenangkan. "Jangan pernah dateng di hadapan gue, disaat gue lagi terpuruk kayak gini. Gue nggak akan pernah mau terlihat lemah dimata orang lain, termasuk lo. Gue sudah terbiasa dengan kehancuran dan kesendirian. Jadi, gue mohon dengan sangat, tolong pergi dari hadapan gue." Ucap Ashlyn yang sedang menutup mukanya dengan kedua tangan. Laki-laki yang baru saja datang menatap wanita yang biasa ia panggil Ashlyn dengan tatapan sendu. Ia tidak ingin kalau gadisnya ini bersedih. Benar-benar tidak ingin. "Kalau gitu, apa gunanya gue ada disini, Ash. Gue akan selalu ada buat lo, tenang aja. Kalau lo mau nangis, nangis gih. Jangan dipendam kayak gitu, nanti lo malah lebih sakit. Crying makes you feel be better, right?" Laki-laki itu duduk tepat disamping Ashlyn dan langsung mendekapkan kepala perempuan itu didalam dadanya. "Ada gue disini, jangan pernah merasa kalau lo sendiri, Ash, gue nggak suka." Dan di dalam pelukan laki-laki itu, Ashlyn menyunggingkan senyuman kecil, masih ada seseorang yang masih tulus kepadanya.