Manusia adalah tempat salah dan lupa. Namun, apakah salah mencintai itu bisa dibilang hal yang wajar? Menjadi wanita yang jatuh dari cinta sehingga terobsesi dengan nikah muda hingga menemukan taman hati baru lalu ia rawat, siram, dan memberinya pupuk. Tiba-tiba seseorang merebut gayung yang telah dipersiapkan dan merubah taman hati itu menjadi taman syurga yang halal dinikmati oleh dua sejoli. Lagi-lagi Febi harus bangkit dari keterpurukan itu. Apa yang salah darinya? Kurang apa? Semua telah ia korbankan demi masa depannya, demi keinginan kuatnya menjadi sosok perempuan sejati. Bisakah Febi bangkit? Akankah dia menemukan sosok laki-laki sesuai obsesinya? Atau malah menunggu takdir dari Tuhan yang berkehendak? By : moniqelara