Harusnya cinta yang terjalin selama ini, tidak pernah berhenti seperti ini. Tanpa ada awan mendekat maupun matahari memancarkan cahayanya.
Tapi kenapa kamu pergi tanpa alasan? Tanpa ada hujan dan terik matahari?
Apa ini yang disebut bukan saatnya?
Pergi tanpa sapa, Tanpa senyuman tanpa tangisan.
Kamu mengatakan pergi, tapi kamu tidak melakukan apapun?
Kita sudah lama bersama, Tapi kamu mengatakan untuk pergi hanya beberapa menit bahkan beberapa detik.
Ini kah yang disebut belum saatnya?
Aku akan mencoba Ikhlas.
---------------------------------------------------------
Teruntuk kamu, Hanya kamu yang ada di hatiku, Entah itu karena aku memang untukmu, atau aku memang ditakdirkan untuk melihatmu pergi.
Entah sejak kapan aku ditakdirkan melihatmu dari jauh, bukan lagi bersama menggenggam tanganku.
Entah sejak kapan aku ditakdirkan melihat hujan sambil menangis, Bukan lagi tertawa sambil bermain air.
Dan entah semenjak kapan aku ditakdirkan sendiri, bukan lagi bersamamu dan disisimu lagi.
Kini, Kau bukan lagi matahariku, kau bukan lagi Cahayaku, dan bukan lagi Milikku.
Oh, Gaffario Alviano.
----------------------------------------------------------
Kaesar Morvayn Leonard, pemuda yang dikenal sebagai pemimpin geng Morvaylus, hidup dalam kekacauan dan pemberontakan. Namun, hidupnya berubah ketika ibunya mengungkap rahasia tentang ayah kandung yang selama ini tidak pernah ia kenal.
"Ibu akan menikah lagi. Keluarga calon suami Ibu... mereka tidak menerima masa lalu Ibu yang memiliki anak," ucap Marcia dengan suara serak.
"Kae, kamu harus menemui ayahmu. Kamu tidak bisa tinggal di sini lagi."
Terpaksa meninggalkan rumah, Kae memulai perjalanan untuk menghadapi masa lalu dan mencari jawaban, sambil melawan kemarahan dan rasa hampa yang membelenggunya.