Biru, aku belajar satu hal menyakitkan tapi tidak bisa aku elakkan. Ialah perasaan. Aku belajar bahwa seingin apapun aku memilikinya, dia tetap tidak bisa aku genggam. Dia terlalu jauh. Bahkan ketika dia tengah hadir menghiburku pun dia tetap terasa jauh. Biru, ingin sekali aku percaya jika semesta akan memberikan sedikit kesempatan untuk bersama. Ingin sekali rasanya aku percaya, tapi aku tidak bisa. Berkali-kali otak dan hatiku bertengkar akan hal ini. Biru, aku lupa kapan terakhir kalinya aku memiliki keinginan yang amat sangat aku ingini. Sebab sekarang aku sudah tidak berani lagi untuk bermimpi. Aku tidak ingin jatuh. Apalagi sendirian. Tidak ada yang membantu untuk bangkit, bisa jadi hanya ditertawakan. Biru, semenjak kenyataan itu aku terima. Aku sudah menutup hati tanpa ingin membukanya. Sebut saja aku jahat. Aku hanya tidak ingin menambah pecahannya. Sakit. Biru, aku hanya bisa diam ketika aku teringat tentangnya. Diam dengan menahan seluruh rasa sesak dalam dada. Kau pasti berpikir apa aku tidak lelah bersedih? Aku bahkan sudah tidak bisa rasa apa yang tengah aku rasa. Biru, semesta kira aku kuat. Padahal aku hanya pandai menyembunyikan tangis.
25 parts