Aku pergi bersama Liam ke danau dekat rumah. Kami berdua duduk di tepi danau tersebut. Aku hanya diam kemudian Liam mulai membuka pembicaraan. “Bila kau mencitai pria lain, apa yang akan kau lakukan ?” tanya Liam yang membuatku berhenti melamun “Apa maksudmu ?” tanyaku kebingungan “Bila aku mencintai wanita lain, kau akan marah padaku ?” tanya Liam sekali lagi “Aku tidak tahu. Apa aku harus marah ? lebih baik meninggalkan daripada menunggu” jawabku tegas “Jadi, kau memilih meninggalkan orang yang kau cintai atau orang yang kau sakiti ?” Tanya Liam yang tambah membuatku bingung “Liam apa maksudmu ? aku bingung dengan pertanyaanmu !” jawabku dengan suara tinggi “Marsha, i know ! you love him. I can see that from your eyes. Aku tak mau melihatmu terpaksa mencintaiku” jawab Liam dengan tatapan serius “Masudmu pria itu Zayn ?” tanyaku Liam hanya mengangguk “Liam, please dengarkan aku. Aku tak mau menyakitimu, tapi Zayn memintaku untuk pergi bersamanya besok. Besok hari terakhir dia disini. Biarkan aku pergi bersamanya besok untuk yang terakhir kalinya” kataku yang mulai mengeluarkan air mata. “Itu berarti kau mau meninngalkan orang yang kau sakiti sepertiku. Marsha aku tak memaksamu untuk mencintaiku, tapi aku tak mau melihatmu berpacaran denganku dengan terpaksa” Aku hanya diam membeku. Aku hanya menatap Liam dengan muka yang penuh air mata. Kemudian tak lama Liam beranjak bangun dan mencoba berjalan pergi. Aku menahan tangannya. “Liam, kau masih mau menerimaku untuk menjadi pacarmu ?” tanyaku mencoba “Iya, bila kau sepenuhnya mencintaiku dan melupakan Zayn.aku akan menunggu” jawabnya Aku melepas genggamanku dan membiarkan Liam pergi. Aku tak tahu harus bagaimana, mukaku sudah dibanjiri air mata. Aku tak mau menyakiti Liam, tapi di lain sisi aku mencintai Zayn. Let's read :)All Rights Reserved