[UPDATE SETIAP HARI PKL. 19.00 WIB] Tepat sebelum Robi meninggal karena gantung diri, ia bercerita kepadaku mengenai kelinci peliharaannya yang mengeluarkan air mata darah. Mulanya aku tak begitu menghiraukan ceritanya tersebut dan menganggapnya hanya sebagai angin lalu. Sampai suatu hari sebuah nomor asing menerorku dengan pertanyaan, "Apakah kau sudah melihat, bahwa Tuhan sedang menangis? " Pertanyaan itu selalu diikuti dengan kejadian bunuh diri di sekitarku. Seorang bapak-bapak penjual bensin membakar diri, seorang remaja putri melompat dari pusat perbelanjaan, sampai seorang akuntan yang merobek perutnya sendiri di depan rekan-rekan kerjanya. Semua kejadian bunuh diri dengan korban random, yakni berbeda usia, status sosial, dan tak berhubungan satu-sama lain itu, selalu diselimuti dengan isu munculnya air mata darah. Aku hampir frustasi dan tak mau lagi menghiraukan teror tersebut, sampai suatu saat, aku melihat seorang bocah aneh menatap lurus ke arahku di tengah kerumunan sesaat setelah terjadi bunuh diri di hadapanku. Bocah itu menggambar sebuah simbol yang kelak membawa ke dalam misi sebuah sekte terlarang dan pengungkapan jati diriku yang sebenarnya. Ps. Cerita ini hanyalah fiktif belaka. Nama tokoh, seting, dan kejadian merupakan karangan penulisnya. Sediakan iman secukupnya agar tak tersasar di tengah cerita.
12 parts