"anjir,sadar lo len,bikin malu ajah lo len,dia tuh kakak kelas. Jaga images napa sedikit"ucap ku.
helmi pun menyahut"entah tuh si leni,bikin malu,kalau kakak itu geer gimana?nanti lo sendiri yang ribet,apalagi dia kk razia,galaknya minta ampun,bisa dibully nanti lo"
Leni yang sedari tadi hanya mendengarkan ceramah kami,mulai mengeluarkan suaranya."apa salahnya menyukai seseorang?itu berhak semua orang.menyukai seseorang itu tanpa melihat status,seniorkah,juniorkah,galakkah,baikah. Dan itu normal.please,dukung gue,bantu gue.mana tau ajah kakak itu suka juga sama gue.
Soalnya tadi,kakak itu juga senyum sama gue. Sama orang lain dia gak ada senyum,bisa jadikan dia suka sama gue."kata leni dengan wajah imutnya..
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens.
"Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gue, rotinya yang enak banget atau emang gara - gara dari orang special?" Mahes bertanya sambil menatap tepat pada mata Aira.
"Eh.. Tuan mau?" Aira mengerjapkan matanya.
"Mau, gue mau semuanya!" Mahes merebut bungkusan roti yang masih berisi banyak, kemudian langsung membawanya pergi. Aira reflek mengejar Mahes.
"Tuan kok dibawa semua? Aira kan baru makan sedikit," Aira menatap Mahes dengan raut memelas.
"Mulai perhitungan ya lo sekarang sama gue."
"Enggak kok, tapi kan rotinya enak, Aira masih mau lagi," Aira berkata dengan takut-takut.
"Ga boleh!" Mahes langsung melangkahkan kakinya ke arah tangga menuju kamarnya. Aira langsung cemberut menatap punggung Mahes yang mulai jauh.
Cerita dengan konflik ringan