Cinta adalah sebuah rasa terindah anugerah dari Tuhan. Cinta tak bisa di definisikan, cinta tak dapat di pegang, cinta juga tak mungkin untuk dilihat. Namun cinta dapat diraskan, dapat membuat kehidupan seseorang lebih berarti, bisa membuat dunia seseorang lebih berwarna.
Tapi tidak untuk seorang Rania, baginya love is nothing. Gadis cantik itu membenci cinta. Entah apa yang pernah cinta lakukan padanya hingga membuatnya tak ingin jatuh dalam perasaan indah yang bisa membuat hidup lebih bermakna. Baginya, cinta hanya penderitaan, cinta hanya luka dan air mata, cinta hanya kekecewaan. Dia tak mau mengenal cinta, tak pernah mau terlibat dengan rasa menyakitkan yang akan membuat seseorang menjadi lemah. Hatinya sudah lama mati, sudah lama beku, sudah lama terkunci rapat dan tak akan pernah terbuka lagi.
Takdir pun membawanya bertemu dengan seseorang yang ternyata tak percaya juga dengan adanya cinta. Hatinya juga beku, hatinya juga mati, hatinya juga telah tertutup rapat. Cinta juga yang sudah menghancurkan keluarganya, cinta telah membuat sang mama lemah, cinta juga yang membuatnya di tinggalkan. Maka dari itu dia enggan berhubungan dengan cinta, karena baginya cinta hanya sebuah kebohongan besar.
Lalu bagaimana jika kedua hati yang terluka itu telah di takdirkan untuk bersama? Bisakah mereka benar-benar bisa merasakan cinta? Akankah waktu membuktikan pada mereka bahwa cinta bukan hanya tentang penderitaan dan air mata?
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens.
"Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gue, rotinya yang enak banget atau emang gara - gara dari orang special?" Mahes bertanya sambil menatap tepat pada mata Aira.
"Eh.. Tuan mau?" Aira mengerjapkan matanya.
"Mau, gue mau semuanya!" Mahes merebut bungkusan roti yang masih berisi banyak, kemudian langsung membawanya pergi. Aira reflek mengejar Mahes.
"Tuan kok dibawa semua? Aira kan baru makan sedikit," Aira menatap Mahes dengan raut memelas.
"Mulai perhitungan ya lo sekarang sama gue."
"Enggak kok, tapi kan rotinya enak, Aira masih mau lagi," Aira berkata dengan takut-takut.
"Ga boleh!" Mahes langsung melangkahkan kakinya ke arah tangga menuju kamarnya. Aira langsung cemberut menatap punggung Mahes yang mulai jauh.
Cerita dengan konflik ringan