# 191 in Spiritual 26 Maret 2018 Dafiyyah duduk termenung di kamarnya, kejadian satu pekan yang lalu ketika Uwais datang melamarnya masih terngiang-ngiang di kepalanya, kadang ia juga teringat dengan masa kecilnya ketika ia masih menjadi teman sepermainan Uwais, seperti hari ini, nampaknya kenangan ketika ia dan Uwais bermain di telaga yang sering mereka berdua dan teman-temannya kunjungi waktu kecil kembali muncul di kepalanya. " Kenapa Uwais selalu baik dan nolongin Fiyyah. " tanya Dafiyyah yang masih berumur tujuh tahun di kala itu " Soalnya Uwais sayang sama Fiyyah. " jawab Uwais yang masih berumur delapan tahun dengan begitu polosnya. " Kata Ummi, Anak kecil belum boleh sayang-sayangan. " balas Dafiyyah. " Iya deh, Kalau begitu kalau nanti kita sudah besar bagaimana kalau kita nikah aja biar bisa sayang-sayangan. " timpal Uwais lagi polos " Oke Fiyyah setuju deh. " balas Dafiyyah lagi, mereka pun saling mengikat dan melingkarkan kedua jari kelingking mereka satu sama lain untuk berikrar dan beradu janji satu sama lain di kala itu. Kenangan inilah yang beberapa hari ini kembali muncul di kepala Dafiyyah, kenangan yang kadang membuat perasaan Dafiyyah menjadi tak karuan sekaligus merasa gelih sendiri ketika mengingat betapa polosnya dirinya waktu itu. Dan hari ini kenangan tersebut membuatnya bingun harus berbuat apa, pasalnya pekan yang lalu teman sepermainannya tersebut, laki-laki yang berjanji akan menikahinya ketika besar nanti benar-benar datang melamarnya. disatu sisi sebenarnya ia juga memiliki perasaan kepada Uwais dan merasa bahwa memang Uwaislah yang cocok untuk menjadi imamnya dalam membina mahligai rumah tangga, tapi disisi yang lain ayahnya sangat tidak menyetujui pernikahan mereka. Lalu apakah pada akhirnya janji yang mereka ikrarkan dimasa kecilnya benar-benar akan terwujud ataukah justru sebaliknya? Apakah Allah akan mempersatukan mereka, ataukah justru Allah punya rencana yang lain? Jangan lupa vote dan memberikan saran yah!!!All Rights Reserved