Ada dingin yang menyapa saat pintu itu terbuka. Aku menarik napas lega sembari membaca doa. Agar ketakutanku tak menjadi realita. Yang pertama kali kutemukan adalah sosoknya yang dudukterdiam dengan pandangan yang menggantung sendu. Jadi sebenarnya dia kenapa? "Gio~" aku menyapanya dengan nada yang kubuat semanis mungkin. Dia tidak menjawabku. Seolah aku ini hanya angin. Dan dia masih dalam kebisuan suaranya bahkan ketika jari-jemariku berusaha menggapainya. Ada apa ini? Mengapa ia mengabaikanku begini? "Kumohon pulanglah, Airish..." serunya parau. Sama sekali tak kumengerti.