Bulan maret memang sering bikin ruwet. Khususnya buat para pejabat tinggi kalangan perompak. Bagaimana tidak, bulan maret adalah bulan diadakannya evaluasi dan juga pemilihan tahunan kapten bajak laut di perairan sekitar Bengawan Coro. Kalau nilai evaluasi dibawah 5 bisa dipastikan sang ketua bakalan dilengserkan dari jabatannya dan digantikan anak buahnya. Kang Gahar adalah kapten dari kelompok bajak laut Badak Terbang. Namanya sempat kondang setelah menjadi buronan angkatan laut tingkat kabupaten Indienesia. Bagaimana tidak, selama menjabat menjadi kapten bajak laut Badak Terbang ia telah banyak merugikan negara. Salah satunya adalah mengkorupsi uang keamanan di laut perbatasan Indienesia-Mainstreamia. Dua tahun yang lalu Kang Gahar sempat lengser dari jabatan Kapten. Padahal dewan bajak laut memberinya nilai 6 terhadap nilai evaluasinya. Para anak buahnya protes lantaran Kang Gahar dianggap mengancam eksistensi bajak laut Badak Terbang di kancah politik. Namun tahun berikutnya ia mendapatkan kepercayaan lagi dan menjabat kapten lagi. Tahun ini Kang Gahar kembali merasa was-was. Namun kali ini bukan karena takut diboikot anak buahnya. Kegelisahan Kang Gahar muncul akibat diberlakukan kebijakan baru oleh dewan bajak laut. Kebijakan itu mewajibkan setiap ketua bajak untuk memiliki seorang istri. Nantinya para istri ketua bajak laut akan menjadi perwakilan kelompok dalam menjalin hubungan diplomasi dengan pemerintah. "Jangan istri, kenalan sama perempuan saja ndak pernah." curhat Kang Gahar kepada Sarip salah satu awak kapalnya. "Kang, gimana kalau minggu ini kita mendarat dulu di pulau Bunga Kusir?" "Siapa tau disana ada perempuan yang bisa akang peristri." Kang Gahar hanya terdiam mendengarkan ide Sarip. Namun dalam hatinya ia menyetujuinya. Ia pun segera memerintah seluruh awak kapalnya untuk merubah haluan dan berlayar menuju pulau Bunga Kusir. ......All Rights Reserved
1 part