"Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokaatuh," ucapku dan segera dijawab kompak oleh semua manusia di dalam ruangan ini. "Nama saya Faradilla Asyifa Zahra, asal sekolah SMP Negeri 159 Medan. Saya tinggal di jalan Batu Putih dan bercita-cita sebagai Designer. Salam kenal semua."
"Wow! Penerusnya Ivan Gunawan yak," celetuk kak Fauzi yang berhasil membuat seisi kelas tertawa ke arahku. Menyebalkan, ingin kutelan hidup-hidup orang itu.
Kulihat kak Fauzi mengangkat kedua jarinya membentuk huruf V yang segera kususul dengan mengangkat tanganku membentuk kepalan tinjuan. Dia terkekeh pelan melihat sikapku, tidak kuhiraukan dan segera duduk dan mengalihkan pandangan ini ke arah luar jendela.
"Kesan pertama yang menyebalkan," gumamku.
*****
"To the point aja, lu ngajak gue kenalan?" tanyanya.
"Kak, aku cuman ngerjain tugas sebagai peserta MOS. Itu doang, jadi please kerja samanya, Kak."
"Nama gue Orlando Xavi. Lu bisa manggil gue Ando. Tanda tangan gue emang bentuknya kayak samurai. Jadi gak usah banyak protes," ujar Ando sembari menatapku, "Assalamu'alaikum warohmatullahi, wabarokaatuh."
"Waalaikumsalam warohmatullahi wabarokatuh."
Cih! Setelah memperkenalkan namanya yang sok kebule-bulean itu, ia beranjak dari duduknya dan pergi meninggalkanku. Oke, bisa diakui tampangnya memang seperti campuran Indo dan luar, entah negara mana. Hidungnya yang mubazir mancung dan bola mata yang berwarna biru itu sudah terbaca kalau dia bukan hanya berdarah Indonesia.
"Padahal gue gak minta kenalan. Dasar kepedean!" cibirku pelan.
****
Amazing Cover by Reysma
Start : 2 Mei 2018
Ending : -
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens.
"Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gue, rotinya yang enak banget atau emang gara - gara dari orang special?" Mahes bertanya sambil menatap tepat pada mata Aira.
"Eh.. Tuan mau?" Aira mengerjapkan matanya.
"Mau, gue mau semuanya!" Mahes merebut bungkusan roti yang masih berisi banyak, kemudian langsung membawanya pergi. Aira reflek mengejar Mahes.
"Tuan kok dibawa semua? Aira kan baru makan sedikit," Aira menatap Mahes dengan raut memelas.
"Mulai perhitungan ya lo sekarang sama gue."
"Enggak kok, tapi kan rotinya enak, Aira masih mau lagi," Aira berkata dengan takut-takut.
"Ga boleh!" Mahes langsung melangkahkan kakinya ke arah tangga menuju kamarnya. Aira langsung cemberut menatap punggung Mahes yang mulai jauh.
Cerita dengan konflik ringan