Dia menyendiri karena terpaksa. Menurutnya, segala garis takdir yang mengikat hidupnya, adalah ketidakadilan. Jadi, dia menolak berbagi segalanya dengan siapapun, untuk menutupi ketidakadilan Tuhan. Tak lagi dia akan menerbangkan doa sia-sia, tak akan lagi dia berharap kesemuan,dan tak akan lagi dia mengemis keadilan. Dia hanya akan menjalani apa yang menjerujinya. Namun, lagi-lagi takdir mengubah rencananya. Sebuah uluran tangan yang selalu ia harapkan terwujud. Dia bertanya sekali lagi, kala mendengar seseorang menyebut namanya dengan benar "Darren" Sejak saat itu, Darren, menghempaskan pikiran buruk tentang garis takdirnya. Dia mulai menerbangkan doa-doa itu lagi, berharap Tuhan memetik satu harapannya.
4 parts