Dimulai dari keterlambatan seorang gadis mengikuti upacara pertama di sekolah baru, yaitu Salma Alvira bertemu dengan seorang laki-laki yang membantunya menyelusup melalui gerbang samping. Selidik punya selidik, lelaki itu ternyata bernama Nathan, yakni akan nakal yang sering menjadi bahan gosip murid-murid satu sekolah. " Di Sma kalau ngga ada murid seperti Nathan mah nggak seru, belum terasa putih abu-abunya. Kalau semua anak di sekolah ini kalem, pasti ngga bakal rame." - rahma - hal. 79 Seperti apa hidup kita ke depan, tidak ada pernah yang tahu seperti apa nantinya. Begitu juga dengan kehidupan salma yang berubah drastis ketika dia pindah ke sekolah barunya yaitu SMA Garuda. Teman-temannya tidak sealim seperti di sekolah lamanya. Beberapa dari mereka memiliki sifat sebagai tukang rusuh dan senang berantem, termasuk Nathan. Nathan, ia tidak mengira akhirnya bisa jatuh cinta kepada Salma, anak baru yang nampak ingin menangis pada saat terlambat datang ke sekolah. Kalau menurut Nathan, terlambat adalah hal biasa baginya, ternyata jauh berbeda apabila situasi itu dihadapi oleh wanita manis yang membuatnya berubah menjadi lelaki yang penuh perasaan. "Meskipun saya tampangnya berandalan. Tapi saya amat menghargai wanita. Wanita itu seperti kaca, kalau retak ya bakalan retak seumur hidup dan ngga bakal bisa balik seperti semula. Gimanapun caranya." - Nathan - hal. 95