Vaden terlalu yakin bahwa apa yang ia perjuangkan tidak akan berakhir sia-sia. Perasaannya membuncah setelah pertemuan pertamanya dengan Aini, perempuan berjilbab yang ia temui malam itu. Aini, perempuan manis yang ramah kepada siapa saja. Baginya, setiap manusia harus diperlakukan sama, contohnya dengan menebar keramah tamahan, termasuk kepada Vaden. Hingga hubungan pertemanan yang mereka jalin, merambah menjadi perasaan saling menyayangi dan ingin memiliki satu sama lain. Sayang, ketika cinta yang dipupuk sedari bibit, kian tumbuh bersama rasa harus merasakan pahitnya dunia percintaan. Perbedaan tak kasat namun membangun benteng tinggi membuat keduanya terluka. Dua insan dengan perasaan yang sama, namun dengan tuhan yang berbeda. Benar kata ustadzahnya, virus merah jambu tidak selalu tentang tawa dan bahagia tapi juga tentang patah dan mematahkan. Akankah tuhan mendengar doa-doa yang mereka langitkan agar dipersatukan atau justru garis takdir mereka berbeda hingga memaksa keduanya harus saling mengikhlaskan?