SENJA

Aku tak pandai menulis apalagi mengindahkan kata, aku pun tak dapat memaniskan bait aksara, tapi tak adil rasa nya jika aku hanya membaca mebaca dan membaca, yaaa banyak juga yang ingin ku kata kan pada nya, tapi malu rasa nya mengungkapkan rasa yang tak seharus nya ada ini, tapi apalah daya ku, aku hanya manusia yang hanya menunggu takdir.

jejer warna ya seperti pelangi usai hujan turun yang biasan nya tidak bertahan lama, jika matahari dan awan biru datang dan langit mulai membiaskan senja jejeran warna itu seolah pudar tergantikan oleh senja bahkan gelap nya langit karena bulan dan bintang akan berkolaborasi memperindah atap bumi.

Aku pernah protes kenapa harus sepenggal cerita aku tak ingin crita ini hanya sepenggal, cerita ini terlalu indah, aku terlalu bahagia, maka tuhan menegurku aku bukan yang terbaik untuk nya, karena nya dia memilih nya bukan aku.

Aku tau maha dari segala maha telah mempersiapkan sekenario untuk cerita ini, ya karena hidup itu hanya sesaat, seperti cerita ini hanya sesaat, aku fikir rasa ini juga hanya sesaat, tetapi ternyata tidak. Aku salah dari sebuah perkenalan yang singkat, pertemuan singkat dan hanya menghasilkan sepenggal cerita dan beberapa jejeran warna, dan kini aku terbelenggu oleh rasa, rasa yang tak boleh ada harusnya.

Aku menulis semua ini karena aku tak ingin berhutang pada nya, aku tak bosan jadi pembaca, jujur saja aku masih takut mempulikasikan cerita ini aku takut semua kenangan itu semakin ingin ku lalui kembali, ingin rasanya aku berjalan mundur perlahan untuk menikmati senja, awan biru, teriknya matahari, rintik hujan, derai ombak dengan cerita yang tak hanya sepenggal tapi Allah menyuruhku jalan kedepan karena jika aku jalan mundur takut nabrak 😛

Okee udah siap belum bacanya 👐
Baca ya