" Huuammm......" aku menguap dan melihat jam yang di letakkan di meja kamar ku, ternyata masih jam 05.30, aku membuka jendela kamarku dan tidak lupa merapikan dahulu kamar kecil ku, iya kamar yang dibilang sederhana desain nya tapi aku suka, dinding nya berwarna biru langit, warna yang sangat aku sukai. Oiya nama ku caca triani, biasa dipanggil caca, aku gadis remaja yang baru berusia 17 tahun, baru kelas 3 SMA loh, hehe. Aku memiliki saudara laki laki, iyah dia kakak ku, kak dito. Aku tersenyum dan bergegas untuk ke dapur, seperti biasa membantu mama sebelum pergi kesekolah.
" pagi mama" teriak ku dari tangga, "pagi sayang" jawab mama yang dari tadi asyik sendiri memasak tanpa menoleh pada ku, hehe iya si mama kalau lagi sibuk kayak gitu, tapi aku bahagia memiliki nya. Iya dia mama ku, malaikat ku, tepat nya super hero ku. Dan sekaligus papa untuk ku.
Ohh iya, Papa, aku sedih mendengar namanya, aku rindu dengan nya, rindu bermain dengan nya, rindu bercanda dengan nya, tapi dia telah pergi jauh. Tepat nya dia pergi meninggal kan putri nya ini.
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens.
"Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gue, rotinya yang enak banget atau emang gara - gara dari orang special?" Mahes bertanya sambil menatap tepat pada mata Aira.
"Eh.. Tuan mau?" Aira mengerjapkan matanya.
"Mau, gue mau semuanya!" Mahes merebut bungkusan roti yang masih berisi banyak, kemudian langsung membawanya pergi. Aira reflek mengejar Mahes.
"Tuan kok dibawa semua? Aira kan baru makan sedikit," Aira menatap Mahes dengan raut memelas.
"Mulai perhitungan ya lo sekarang sama gue."
"Enggak kok, tapi kan rotinya enak, Aira masih mau lagi," Aira berkata dengan takut-takut.
"Ga boleh!" Mahes langsung melangkahkan kakinya ke arah tangga menuju kamarnya. Aira langsung cemberut menatap punggung Mahes yang mulai jauh.
Cerita dengan konflik ringan