Mungkin kau tidak pernah menyadari atau bahkan buta untuk mengenali topeng-topeng yang selalu kau jumpai. Aku membawa kisah dimana masalah hidup juga percintaan yang rumit. Melibatkan darah dan air mata. Memaparkan perjuangan demi kebebasan. Sebab disini ada banyak kepalsuan,ketidakadilan serta pula kejahatan. Ini tentang memendam perasaan, tentang melunturkan ego demi mempersatukan. Ada insan yang terlihat menjijikkan, hidup sebagai pemimpin para gundik. Kebebasan hanyalah mimpi baginya. Ada hati yang berdarah meskipun sang pemilik hati justru terlihat seperti batu, keras dan tak tersentuh. Ada jiwa yang sanggup mati demi pujaan hatinya. Kubiarkan kalian menebak-nebak seperti apa kira-kira kisah ini akan berjalan. ****** "Aku sungguh salut dengan nyalimu. Ck, kelihatannya tempat menjijikkan ini sangatlah penting bagimu." Aku memang tidak memandang ke arahnya, tapi aku yakin pastilah saat ini ia sedang menyeringai melecehkanku. Aku tidak heran, aku sudah terlalu biasa menghadapi perlakuan seperti ini. Lagi pula hey, memangnya siapa yang peduli. Tidak ada. "Selain murahan, ternyata kau juga tuli." Suara itu lagi, biarlah aku mengabaikannya. Kalau dia sudah selesai memakiku pasti dia akan pergi dari sini tanpa diusir sekalipun.