"Eomma mweoya ige?!" Tanya Ryujin dengan nada heran dan sedikit kesal. Mata yang penuh kebingungan itu menyapu seluruh ruangan. Semua barang telah dipack ke dalam kotak kardus. "Mianhae Ryujin~ah.." Wanita yang biasa ia panggil Eomma itu kini hanya duduk dan terus menghela napasnya. Tak tahan melihat ibunya yang tak kunjung menjawab, ia pun berlutut di depan ibunya dan meraih tangannya yang mulai dingin. "Daedaphaejwoyo Eomma~ Jebal! Oh? Eomma~ Jebal jeom..hiks..hiks..eom..ma.." Suaranya mulai lemah dan lirih. Kedua matanya sudah tak dapat menahannya lagi. Ia terduduk dan menangis di depan ibunya. "Gwaenchana..Ryujin~ah.." Wanita itu mengelus rambut anaknya dengan perlahan. Ia tahu sekarang tak ada kata yang bisa menghibur mereka berdua. Dua perempuan itu mulai sama-sama terdiam diantara banyak kardus yang sudah tersusun rapi. Kini ruangan yang selalu hangat dengan tawa telah membeku karena tangisan mereka dalam diam. Keluarga Ryujin sedang jatuh ke dasar jurang. Satu-satunya bisnis yang dikelola wanita paruh baya bernama Shin Hye Rin setelah kematian suaminya, sedang mengalami collapse. Seseorang telah memanipulasi keuangan perusahaan dan menjadikannya dana pribadi. Shin Hye Rin bertekad untuk menemukan pelakunya. Namun, sebelum itu Ia harus menyelamatkan kehidupan anak satu-satunya, Shin Ryu Jin. "Ryujin~ah..Dengarkan Eomma. Kau harus segera berkemas." "Eomma..Kita mau pergi kemana?" "Tidak ada waktu untuk menjelaskan. Eomma akan mencari cara untuk mendapatkan hak kita kembali. Kamu akan tinggal dengan keluarga Ayah di Seoul." "Mwo?? Nuguya??" Mata Ryujin membelalak, ia mencoba untuk tidak menebak siapa yang dimaksud oleh ibunya. Meski dia sudah menduganya. Setelah mendengar pertanyaan itu, ibunya menghela napas panjang. "Choi Wajangnim. Keluarga Ketua Choi, kakak sepupu ayahmu." "Mwo????!! sirheo eomma~~" Alasan mengapa ia tidak mau adalah karena rumor bahwa keluarga pamannya itu begitu kaku dan dingin. Terlebih ketiga sepupu tampannya.All Rights Reserved