Stand Up Comedy Qira Nagara
  • Reads 128
  • Votes 4
  • Parts 1
  • Reads 128
  • Votes 4
  • Parts 1
Ongoing, First published Mar 19, 2018
biar terlindungi
Biar terlindungi dari benturan masa lalu

Cinta tuh kaya pelajaran dan rumus-rumus matematika
Tiap hari kita pelajari
Tapi tiap hari juga kita ngga ngerti-ngerti

Jika rupa yang selalu membuatmu jatuh cinta
Bagaimana kau bisa mencintai Tuhan yang tanpa rupa

Aku tuh kaya selebaran iklan sedot WC di pinggir jalan
Ada tapi ngga pernah dihiraukan
Penting, tapi ngga pernah bikin bahagiamu mengiring

Selalu ada warung pecel
Untuk hati hati yang ditinggal dan kesel

Kalo kalian nanti disepik sama senior
Kalo digodain sama senior, sante aja
Terima aja cintanya setelah itu patahkan hatinya segera

Loh kok tehnya hambar?
Iya teh ini akan selamanya hambar sebelum tercelup senyumanmu

Sejatinya tiap hati itu cuma butuh tertawa
Pihak yang terluka juga
Kenapa? Karena patah hati juga layak bahagia

Selamat malam Balai Kartini
Selamat datang di SUCI 5 dalam reuni
Terimakasih atas tawa dan bahagia yang tercipta karena panggung ini
Dari awal audisi sampai satu per satu tereliminasi
Dari ribuan peserta
Sampai tinggal tersisa tiga saja
Berjuang tiap hari hadirkan tawa
Tepiskan semua perih-perih yang ada
Percayalah sebenarnya kami tak sekuat itu
Percayalah sebenarnya kami tak sehebat itu
Sebab, selalu ada hati yang miris
Di balik orang-orang humoris

Sekian post saya kali ini tentang sajak dan materi stand up Wiranagara, silahkan tinggalkan komentar di bawah. Terimakasih
All Rights Reserved
Sign up to add Stand Up Comedy Qira Nagara to your library and receive updates
or
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Rengkuh Rasa, Remuk Raga cover
အချစ်၏ဟန်ပန်-𝑻𝒉𝒆 𝑺𝒕𝒚𝒍𝒆 𝑶𝒇 𝑳𝒐𝒗𝒆(Complete) cover
30 AKSARA MAHABBAH [ON GOING] cover
MELODI PUISIKU (On Going)  cover
The Queen Sheyna (END) cover
Rumah Tanpa Batas cover
DIKSI SANSEKERTA cover
Rembulan Yang Sirna cover
My SIN (GXG iam Lesbian)  cover
Puisi cover

Rengkuh Rasa, Remuk Raga

10 parts Ongoing

Manusia dan searsip perasaan tidak pernah ada selesainya. Rasanya aku ingin meraung, lelah terdistraksi oleh rumitnya pemikiran orang lain. "Belajarlah tumbuh dari luka," katamu berusaha membunuh resahku. Dalam sesak diriku menjawab, "dan semoga luka itu juga mau menerima aku." Aku tau seberapa sulitnya menjadi manusia, atau seberapa banyak sakit yang harus kamu tahan hanya karena tidak punya tempat berkeluh-kesah. Untuk tubuh-tubuh yang remuk oleh luka, sajak-sajak ini lahir untuk membimbingmu merengkuh seluruh perasaan. *** ©2025