Ketika kunang-kunang tak memiliki cahaya, ia hanya terbang sendiri, meraba-raba dalam gelap, tak dapat ia temukan kawanannya, sebab pijarnya telah lenyap. Bukan, bukan matahari yang ia inginkan, tapi hanya sedikit pendar cahaya tubuhnya untuk dapat kembali hidup sebagaimana mestinya, dan kembali bersama kawanannya terbang indah menerangi gelap malam.
Kunang-Kunang Tanpa Cahaya
"Novel yang mengajak kita untuk bertanya kembali tentang makna keislaman kita."
(Fatih Zam, Penulis buku dan skenario)
"Sederhana, tetapi indah dengan sejuta makna!"
(Apu' Indragiry, Penyair)
Elliot Jensen and Elliot Fintry have a lot in common. They share the same name, the same house, the same school, oh and they hate each other but, as they will quickly learn, there is a fine line between love and hate.