The Battle of Hogwarts Games
  • Reads 774
  • Votes 34
  • Parts 6
  • Reads 774
  • Votes 34
  • Parts 6
Ongoing, First published Mar 21, 2018
Original story by J.K. Rowling & Suzanne Collins

Fanfiction
Story idea: Patricia & Nadia
Written by: Patricia T.
English Translation by: Nadia
[Read the english version: @collaborationstories]

Ada berjuta-juta sejarah yang tercatat di buku tebal sejarah Hogwarts, mulai dari didirikannya sekolah sihir yang entah berada di mana itu, pengkhianatan salah satu pendiri, hingga ratusan peperangan yang amat sadis.

Sayangnya, jarang sekali murid Hogwarts yang bersedia bahkan untuk menyentuh buku dengan berat setara dengan berat bayi yang baru lahir.

Namun kalian mungkin pernah mendengar tentang kisah heroik seorang bocah bernama Harry Potter yang berperang melawan penyihir terkeji masa itu, yang notabene keturunan dari Salazar Slytherin, penyihir yang melepas horror kakek buyutnya, penyihir yang membantai banyak sekali kaumnya, penyihir yang hampir merobohkan bangunan Hogwarts.

Namun setelah kekalahan sang penyihir jahat, kau akan mengira bahwa tak akan ada sejarah yang lebih jahat dan keji dibanding itu.

Well, there is no happily ever after after all.
All Rights Reserved
Sign up to add The Battle of Hogwarts Games to your library and receive updates
or
#78games
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Serena'de cover
Duke's Grip cover
Stars Behind the Darkness 2 cover
Kisah Tak Sempurna [Slow Up] cover
MENJADI BABY SITTER  cover
antagonis wife  [END] cover
FORBIDDEN BONDS cover
MATHERA cover
Mencintai Suami Bu Dosen (Taekook - GS) (On Going)  cover
GO BACK TO YOU || Markhyuck cover

Serena'de

88 parts Ongoing

Mayor Teddy menyebut Diajeng Serena sebagai Ratu 1001 Modus. Dua tahun terakhir menjalin hubungan tanpa status tak membuat Teddy menjawab soal kepastian. Lewat tuts piano setelah pertengkaran mereka kala itu, Serena menyuarakan perasaannya. Tentang sakitnya, tentang kecewa dan tentang ikhlasnya. Serena pernah meminta Teddy mempersembahkan satu lagu untuknya yang ia abaikan, tapi kala itu tanpa diminta Teddy menekan tuts piano demi Serena.