Sebenernya aku takut untuk menulis ini, aku takut ada kesalahpahaman yang akan datang kepadaku. Aku hanya bertujuan agar aku tetap ingat dengan yang aku rasakan walaupun aku tahu tak terlalu penting mengingat sesuatu macam ini. Kalau setelah membaca ini kamu merasa aku seperti mencari perhatian atau cari gara-gara gara, kamu salah. Itu benar-benar salah. Terserah apa pendapatmu, itu hanya pendapatmu, setiap kepala beda isi jadi aku boleh berpendapat seperti ini, begitu juga denganmu. Tapi bagi kamu yang sependapat denganku aku akan ucapkan terima kasih banyak padamu tanpa memberi kopi hangat untukmu. Kemudian buat kedua orang tuaku dan adikku yang sudah menyayangiku, aku ucapkan terima kasih. Doakan semoga suatu saat aku bisa membalas rasa sayang kalian dengan sesuatu yang paling berharga buat kalian dan tentu membuat kalian bahagia. Seperti halnya anak remaja lainnya aku juga menganggap rumit kisahku, padahal nyatanya tidak, kerumitan itu hanya datang dari diri aku sendiri. Andai saja aku tidak begitu menganggapnya rumit mungkin ini tidak akan rumit. Mungkin keberuntungan sedang tak memihak kepadaku. Nasib yang paling sial dari cinta adalah yang jatuh sendiri, sakit sendiri, luka sendiri, bangkit sendiri, berusaha kuat sendiri tapi dia tidak pernah tahu dan tak mau tau. Menyendiri lah dalam keheningan diantara kesunyian malam dan hembusan angin malam jika itu memang suatu yang harusnya terjadi. Teruslah berfikir jernih tentang masa depan sembari menunggu, yang akan datang selanjutnya. Kelak semesta akan mengetahui apa yang sedang kamu rasakan dan kamu fikiran, Allah tahu apa yang kamu inginkan tapi Allah lebih paham apa yang kamu butuhkan. Mungkin itu sebabnya Allah membiarkan aku seperti tenggelam dalam air tawar yang sangat dalam.
6 parts