Rintik hujan awali pagi yg sendu. Menyelimuti kalbu yg datang sebagai tamu yg kurasa itu tak perlu. Ya..Rindu. Itulah yg terngiang ketika bulan berharap bertemu sang mentari. Rindu tak berujung. Begitu sebagian orang menyebutnya. Kurasa rindu itu tak perlu karna hanya merusak kalbu. Memikirkan dirinya yg tak tau kapan bertamu sebagai calon menantu ibuku. Cukuplah rasa rindu teruntuk ayah,ibu dan nabiku. Tak usah ada Ia. Biar kurasa rindu kelak bersama calon imamku yg hendak mencari nafkah untuk anak-anakku. "Kamu itu masih kecil nak..belum tau apa itu rindu yg sesungguhnya. Biar waktu yg tunjukkan siapa yg pantas kau rindukan." pesan ibu saat aku menginjak kelas 9 smp. "Boleh kau merindu tetapi untuk nabi dan juga keluargamu. Itupun tak boleh berlebihan sampai-sampai melewati batas rindumu pada tuhanmu Allah aza wajala."