Aku hidup dimana sebuah bencana menghancurkan kotaku, bahkan sebagian keluargaku. Aku "Rahmat Ridha". salah satu saksi hidup dasyatnya ujian Tsunami di Banda Aceh, yang memberiku pelajaran berharga.
Usaha Orang tuaku hancur, bahkan Ibu dan Kakakku meninggal dalam bencana itu.
Pada langit merah tak lagi kudengar keceriaan anak anak ketika dinginnya ice cream menyentuh bibir mungil mereka, di awasi perempuan perempuan yang membawa mereka. perempuan yang fokus walau berada di meja bundar yang jauh. seperti biasa mereka berbicara, bicara akan masa lalu, bicara akan masa depan dan bicara kebanggaan si kecil mereka, karena si kecil berhasil melakukan hal sederhana.
Sore yang telah berlalu itu akan selalu aku rindukan dimana suara suara kecil dan berisiknya perempuan.
Harus terganti dengan kesunyian dan dingin udara kematian sang peristiwa pagi.
aku duduk dan berdoa. berharap akan ada lagi, akan kembali lagi, cinta dan kebahagian yang tercipta dari hasil karya sederhana.
Butiran tepung yang menghimpit buah dan melebur ke air, perlahan berubah menjadi titik beku yang mereka sebut Ice cream.
Aku akan mencoba bangkit untuk membuktikan kepada semua bahwa cinta dan kebahagian itu akan kembali.
perjalanan itupun ku mulai setelah peristiwa pagi yang tak bisa aku lupakan.
semua kejadian itu melebur menjadi suatu pembelajaran yang terbaik bagiku.
aku akan bercerita kepada Aceh dan dunia.
tentang Ice cream, persahabatan, perjuangan, kegagalan, cinta dan rasa rindu untuk mengenang apa yang pernah ada dalam kehidupanku.
Aku akan menjadi ruang waktu agar mereka bisa mendengar peristiwa itu.
Dan Aku akan bangkit dengan sisa puing puing runtuhnya semua yang pernah berdiri tegak di tanah aceh.
karena..
"keterbatasanlah yang menciptakan kreatifitas tanpa batas"
Dihamilin sama mantan? Si mantan udah punya tunangan pula!!
"Saya akan menikahi kamu."
"Lalu bagaimana dengan istri anda?"
"Kita akan menikah siri."
***
Di setiap malam Leila selalu menggaungkan akan kerinduannya terhadap kekasih masa kecilnya yang ia tinggalkan begitu saja usai badai menerjang keluarga kecilnya. Namun, tepat ketika perpisahan mereka menginjak tahun ke-14 mereka kembali dipertemukan dengan keadaan berbeda.
Kekasih masa kecilnya, orang yang dulu selalu mengutarakan janji bahwa hanya Leila yang senantiasa terukir di hatinya, tidak akan pernah ada perempuan lain menyingkirkan nama Leila di hatinya, nyatanya di depan mata Leila sendiri, mereka berpelukan seraya membicarakan masa depan mereka.
Seolah belum cukup dengan kekisruhan dalam keluarganya di masa lalu serta mendapat fakta bahwa kekasih masa kecilnya yang tidak pernah hengkang dari hati dan pikirannya, semesta menggoreskan kembali luka yang belum sempat mendapat obatnya.
Tepat di malam setelah gala premiere film dari novelnya, dirinya menghabiskan malam panas yang tidak pernah sekalipun hadir dalam benaknya bersama kekasih masa kecilnya.
Menyatukan mereka yang sempat berpisah belasan tahun lamanya.