••••• Jika cinta seperti hujan ••••• Maka aku tidak ingin sebodoh hujan. Gadis itu terlihat tanpa jiwa, begitu kosong, di bawah tetesan hujan. Mengenggam payung hitam yang melindungi tubuhnya. Seakan tak mengizinkan setetespun air hujan menyentuh kulit pucatnya. Lluvia terdiam, menatap tetes demi tetes air hujan yang jatuh dengan suka rela menyentuh bumi. Dia tersenyum miris, melangkahkan kakinya diiringi gemericik hujan yang seolah selalu mengekori kemanapun ia pergi. Langkah itu terhenti, menatap nanar nisan hitam yang terlihat mulai menua dimakan usia, gadis itu berlutut. Mengabaikan tanah basah yang mengotori rok hitamnya. Tak ada lagi air mata yang menetes, tak ada lagi tangisan yang memilukan. Dia hanya terdiam, mengusap nisan itu dengan lembut. Meletakan sebucket bunga mawar di pusaran tua yang di panggilnya dengan sebutan 'Ayah'. ____________ Fabian Gryson menatap lurus wanita yang tak lama lagi akan menyandang status sebagain Nyonya Gryson. Wanita beberapa tahun lebih tua darinya. Wanita dengan paras yang begitu menawan tengah tersenyum padanya. Tidak sedikitpun menarik perhatian Fabian, batinnya gusar. Menolak pernikahan demi kekasihnya, atau mengecewakan wasiat sang kakek untuk menikah dengan cucu sahabatnya. Ia menatap wanita di hadapannya tanpa minat, di benaknya hanya ada lukisan wajah sang kekasih, kekasih yang ia cintai selama tiga tahun terakhir. Pria dengan kelembutan dan dapat mengerti akan beban hidup Fabian. Hanya dia, Fabian hanya akan mencintai pria itu sampai kapanpun.