"Gue bakal pergi, bukan karena lo orang yang berbeda, bukan juga karena sifat lo yang beda." Ujar Vara menatap sendu Valen yang acuh tak acuh.
Sebenarnya dalam lubuk hati yang paling dalam Valen tidak pernah mengingingkan hal ini terjadi, ia ingin bertanya apa yang membuat Vara pergi. Baginya kehilangan Vara seperti kehilangan sebagian dirinya.
"Thanks for all the thousand different surprises you give me every day. I hope you do not remember about all the memories that ever existed. Wish you all the best!" Mungkin ini ucapan terakhir dari Vara.
Vara yang selalu mempunyai seribu cara untuk tetap di dekat Valen, Vara yang selalu memberikan senyuman akan sikap kasar Valen, Vara yang menyediakan pundak untuk tempat bersandar, Vara yang kuat berjuang di tengah semua permasalahannya, Vara yang menjadi pendengar setianya berkeluh kesah, Vara jail, Vara cantik, Vara polos, Vara bodoh, seketika semuanya muncul begitu saja melintas di pikiran Valen yang bodoh yang telah menyia-nyiakan gadis sesempurna Vara.
Akankah kesempatan memberikan takdir yang berbeda dari sekarang?
Kaesar Morvayn Leonard, pemuda yang dikenal sebagai pemimpin geng Morvaylus, hidup dalam kekacauan dan pemberontakan. Namun, hidupnya berubah ketika ibunya mengungkap rahasia tentang ayah kandung yang selama ini tidak pernah ia kenal.
"Ibu akan menikah lagi. Keluarga calon suami Ibu... mereka tidak menerima masa lalu Ibu yang memiliki anak," ucap Marcia dengan suara serak.
"Kae, kamu harus menemui ayahmu. Kamu tidak bisa tinggal di sini lagi."
Terpaksa meninggalkan rumah, Kae memulai perjalanan untuk menghadapi masa lalu dan mencari jawaban, sambil melawan kemarahan dan rasa hampa yang membelenggunya.