Hidup itu pilihan, akan bewarna atau memilih untuk tetap hitam putih. Menjauh dengan harapan atau kembali dengan sejuta luka. Akan kembali atau tak pernah pergi lagi. Harapan atau kekecewaan. Hidup itu misteri, seperti teka -teki yang tak pernah berujung. Hanya Tuhan yang tahu, akan jadi apa kita nanti. Berakhir dengan kebahagiaan atau dengan luka yang mendalam. Dengan cinta atau dengan kebencian. Namun Tuhan itu adil, Dia tak pernah menguji seorang hamba melainkan sesuai kemampuan hamba tersebut. Cinta itu bagaikan luka, dapat kita obati, dapat pula kita lukai lagi. Dapat mengering namun dapat basah kembali. Dapat membahagiakan namun juga bisa menyakitkan. Semua tergantung pada pilihan kita. ***** Kenalin nama gue Emma Anggraini , di sini gue akan ceritain kisah cinta gue yang bisa di bilang rumit. Kenapa rumit? Karena sahabat yang dulunya gue percaya, dia khianatin gue selama ini. Bayangin aja deh! Kita itu sahabatan sejak SD. Begitu bodohnya gue yang terlalu mudah untuk mempercayai orang, sampai-sampai gue gak tau kalau dia-lah yang merusak hubungan gue sedikit demi sedikit sampai akhirnya gue beneran putus sama pacar gue. Dan gue baru tau satu setengah tahun setelah gue pisah sekolah sama dia. Di dalam kisah ini terdapat orang yang tulus mencintai, tulus menyanyangi gue dan rela berkorban apapun untuk gue yaitu ke dua sahabat tercinta gue Sinta febriyani dan Kesya Wulandari. Persahabatan gue sama Kesya dimulai saat kita kelas 3 SD, kalau sama Sinta gue kenal waktu kelas 4 SD. Waktu kelas 2 SMP, kelas gue kedatangan siswa baru, orangnya itu tinggi bisa di bilang dialah cowok dikelas gue yang paling tinggi, perawakannya yang gagah , dia mempunyai dua lesung pipi yang menambah kadar ketampanannya . Saat dia masuk ke kelas,bisa gue ambil kesimpulan bahwa dia itu tipe-tipe cowok yang cuek, gak banyak bicara atau bisa dibilang pendiam, dan dari tampang-tampang wajahnya dia itu cowok yang pintar. Nama cowok itu adalah Juan Firdaus.