Sebagai anak sulung dari keluarga yang tak utuh, bukan hal mudah bagi Halilintar untuk menjalani hidup dengan tanggung jawab yang dibebankan pada pundaknya sebagai seorang kakak sekaligus orang tua untuk kedua adiknya. Tapi yang pasti, ia akan melakukan apa saja demi mereka, meskipun itu artinya ia harus mengkesampingan dirinya sendiri. Perasaanya, kebahagiaanya dan juga mimpinya. Begitu pula dengan Taufan dan Gempa. Mau tak mau mereka harus saling bergantung satu sama lain, saling menopang dan saling mengerti perbedaan yang tercipta meskipun mereka dilahirkan sebagai anak kembar. Kemalangan yang ada pada hidup mereka tidak akan mengubah takdir itu kan? Atau mereka akan retak karena waktu dan keadaan? "Jangan pernah harapkan kebahagiaan dariku. Karena aku tidak akan pernah bisa memberikannya" - Halilintar "Aku hanya mencari kebahagiaan dengan caraku sendiri. Apa aku salah?" - Taufan "Tidak pernah sekalipun aku meminta untuk dilahirkan. Kenapa tidak kau saja yang lahir?" - Gempa Mengembalikkan ikatan darah yang retak bukanlah suatu perkara mudah. Tapi walau bagaimanapun, darah lebih kental daripada air. Bagaimana cara mereka saling mengeratkan satu sama lain demi untuk bertahan? . . . !Cover cerita milik saya!