"Jika gemintang di semesta bisa kurangkum, maka itu adalah kamu." Dimsey mengatakan itu dengan penuh takzim, dalam tatapan mata haru yang membius kalbu. Bukan Dimsey, bukan begitu. Kamulah gemintang di semestaku, bathinku. Ia kemudian tertunduk. Bernafas dengan berat dan kemudian menahannya, mungkin karena beban hati yang ia pikul. Dimsey dulu tak begitu, tapi sejak semua terjadi, semesta kami telah terbelah menjadi sisi berseberangan. Aku dan Dimsey hanya dua orang tolol di semesta kami. Sungguh tolol.All Rights Reserved
1 part