"Kapan kuliah kamu selesai?" "Kapan kamu wisudanya?" "Buruan diselesaikan kuliahnya" "Kamu harus wisuda tahun ini." Pertanyaan-pertanyaan serta pernyataan-pernyataan barusan bukan untuk yang pertama kalinya kudengar. Bahkan sudah hampir ratusan kali kudengar terlontar dari mulut mama papa juga saudara-saudara yang lain. Emang siapa sih yang enggak mau cepat-cepat wisuda dan dapat kerja? Aku juga ngebet pengen segera wisuda terus dapat kerja di tempat yang kuinginkan. Tapi apa daya, aku yang notabennya enggak pintar-pintar amat ini cuma bisa usaha pelan-pelan. Bahkan karena terlalu putus asanya aku sempat kepikiran untuk nikah aja. Bodoh? Emang. Disaat yang lain sibuk sama berkas skripsi ditangannya sambil lari-lari ngejar dosen aku malah kepikiran untuk nikah. Aku ngelakuin hal itu? Enggaklah, aku belum siap mental untuk ngejalaninnya. Apalagi harus menerima amukan dari mama papa kalo tau aku memutuskan untuk menikah daripada ngejar target untuk wisuda. Bagaimana bisa aku memutuskan untuk menikah sedangkan calonnya saja tidak ada. Pacar? Jangan ditanya, tidak punya sama sekali. Gebetan? Banyak, tapi ujungnya-ujungnya tidak pernah jadian. Hidupku ngenes? Sepertinya begitu. Dan disinilah kisahku yang tidak jelas dan amburadul ini dimulai. Semua cerita tentang percintaan, pendidikan juga persahabatanku dimulai dari sini. #602 dalam Chicklit (09 April 2018) #307 dalam Chicklit (11 April 2018) #292 dalam Chicklit (22 April 2018) #300 dalam Chicklit (23 April 2018) #266 dalam Chicklit (24 April 2018) #206 dalam Chicklit (27 Juli 2018)