(Belum Revisi)
Sebagian part dihapus, karena sudah ending.
"Barang siapa memberi karena ALLAH, menolak karena ALLAH, mencintai karena ALLAH, membenci karena ALLAH, dan menikah karena ALLAH, maka sempurnalah imannya." (HR. Abu Dawud)
"Aku mencintaimu karena agama yang ada padamu. Jika kau hilangkan agama dalam dirimu, maka hilanglah pula cintaku padamu." {Imam Nawawi}
Kembali di pertemukan dengan Alif, membuat Fatimah sangat bersyukur. Alif adalah lelaki yang ia cintai dalam diam sejak dulu.
Namun, cinta dalam diam Fatimah selama bertahun-tahun kepada Alif harus hancur seketika, saat Fatimah melihat Alif mengucapkan kata 'khitbah' kepada adiknya, Aisyah, yang di vonis sakit leukimia.
"Saya ingin meng-Khitbah anak Ibu." Satu kalimat yang membuat sekujur tubuh Fatimah membeku.
Fatimah harus siap melupakan Alif. Bagaimanapun juga, Alif bukanlah lelaki yang di takdirkan untuk menjadi imamnya.
Di saat yang sama, orang yang ada di masa lalu kembali hadir di dalam kehidupan Fatimah. Muhammad Habib Al-Ali Ibrahim, sahabat waktu kecil yang Fatimah rindukan.
Ali yang mencintai Fatimah sejak mereka kecil harus menerima sebuah kenyataan, bahwa orang yang dia cintai mencintai orang lain.
Sesakit inikah menyimpan rasa sendirian? Terkadang takdir menyakiti kita, dan membuat kita seakan tidak berdaya. Tetapi percayalah, pelangi akan datang setelah turunnya hujan.
"Saat aku menyebut namamu dalam do'aku, memohon agar kelak Allah mempersatukan kita. Namun, jika suatu saat Allah tidak mempersatukan kita, aku harus berusaha ikhlas. Mungkin kita hanya ditakdirkan untuk bertemu, namun tidak untuk bersatu. Sebab, tidak hanya aku yang menyebut namamu dalam do'a, ikhlas adalah cara terbaik mencintai karena Allah." -Fatimah Az-Zahra-
-Utamakan Sholat Dan Membaca Al-Qur'an Dalam Segala Hal-
⛔Di Larang copy paste⛔
Allah Maha Melihat.
Rabu, 28-Maret-2018 // 10 Rajab.
Bagaimana jika kehidupan rumah tangga dibayangi oleh campur tangan mertua yang sejak awal sudah tidak berkenan menerima perempuan itu menjadi menantunya? Hancur, pastinya. Apalagi jika sang Anak selalu patuh pada ibunya sedangkan sang menantu memilih lebih banyak diam menerima semua perlakuan tak menyenangkan dari sang mertua.
Ketika rasa sakit telah mencapai titik klimaks, maka perpisahan menjadi satu pilihan yang dianggap terbaik, meskipun ia harus meninggalkan sang buah hati dan menanggung kebencian sang mantan suami. Namun apa yang terjadi, jika ternyata Sang Mantan masih sangat mencintainya dan mulai menyadari jika ia telah melakukan kesalahan besar di masa lalunya?
Berbagai cara dan upaya ia lakukan agar bisa kembali memeluk dua Cintanya, Mantan istri dan jagoannya.
Yuk, ikuti kisahnya yang unik di Gus Mantan.
#Terima kasih jika berkenan follow, subscribe, vote dan share 🙏🏻🙏🏻