".....Vania ini orangnya ngeyel-super ngeyel, emosian, tengil, galak, keras kepala, padahal aslinya cengeng dan manja....."
Vania membeliak mendengarkan penjelasan Devan, dapat dilihat dari raut wajah dan matanya bahwa laki-laki itu menyeringai sombong membanggakan dirinya sendiri karena tepat menjawab pertanyaan Vania.
"Cowok gendeng!"
Devan mencondongkan telinganya untuk memastikan apa yang Vania ucapkan barusan.
"tuli ya?" cibir Vania.
Devan menghela napas, "bagaimana? ada yang ditanyakan lagi, atau kamu mau tahu tentang saya?" tanya laki-laki itu antusias.
"Nggak penting!" jawab Vania ketus sambil mengibaskan tangan. .
.
.
Menjadi laki-laki baik, sabar, dan sholeh mungkin tidaklah cukup bagi Devan, tepatnya Devandra Aditya Pramana untuk meluluhkan hati seorang perempuan yang keras kepala. Bahkan sebuah pernikahan pun tidak mampu membuat perempuan bernama Vania Ardan Prayogi itu berubah menjadi lembut dan mencintainya, tapi justru sebaliknya.
#Story by: vhe_ya
#Cover by: dhen.indra
NB: ada beberapa part yang saya privat. Jadi kalau mau baca full, follow dulu yakk.. Terima kasih.
Tritici Xenon Mulyadi, dokter bedah anak usia 34 tahun itu masih tetap melajang.
"Aku belum siap aja" itu yang selalu menjadi jawaban pamungkasnya saat tiap orang bertanya tentang pernikahan.
Tici, sapaannya itu memiliki luka di masa lalu yang hingga kini masih berbekas. Tici bingung sendiri mengenai luka ini dan kenapa dia masih belum bisa move on untuk legowo.
Belum juga move on setelah 1 dekade, Tici kembali dipertemukan dengan nama yang ingin dia lupakan itu. Nama yang sama tapi berbeda orang ini membuat hidup Tici jungkir balik.
Seperti dunia sedang mempermainkannya, Tici dihadapkan dengan dua orang pria yang sama sekali berbeda karakter. Semakin rumit setelah Gemi meminta Tici untuk menyelesaikan semua masalah hati Tici pada suaminya dan kesalahpahaman antara dirinya.
Kalau kamu ga masalah sama statusku saat ini, besok aku langsung urus pernikahan kita ke KUA. Aku cuma mau kamu yang jadi istri sekaligus ibu buat Tristan dan anak kita nanti -Tama Rumi Pramoedya-
Saya ga masalah tentang umur, saya hanya niat untuk menyempurnakan ibadah saya denganmu -Muhammad Fabian Harahap-
*Semua cerita ini, merupakan sudut pandang Tici jadi ga ada prolognya ya. Konfliknya ga dramatisir dan mungkin agak flat karena semuanya aku bikin kaya kehidupan normal kita sehari-hari.
Cerita udah tamat, ga ada yang di private juga silahkan dibaca ya...
Happy Reading ^^