Semilir angin itu menyapaku dan membawaku kedalam lamunan yang berhasil membuatku tersenyum sendiri. Melamunkan sosok seseorang yang memberitahuku tentang berharganya ucapan selamat malam, mengajarkanku pentingnya tidur di kelas, karena kesehatan lebih utama dari pada ilmu, dan yang mengajarkanku bahwa jarak bukanlah pemisah tetapi perantara agar kita tahu apa itu rindu. Hubungan kami sedikit berbeda memang, ya dan kurasa aku tak akan pernah bertemu dengan orang yang sama seperti dia.
Purwokerto, 12 februari 2017
Malam itu begitu syahdu dengan rintik hujan dan semilir angin yang menyapu rambutku pelan. Seusai acara kampus berakhir, tiba-tiba datanglah sosok pemuda dengan rambut gondrong dan mengenakan jaket jeans lusuh berjalan kearahku. Tatapanya malu-malu, dengan sedikit senyum yang wajahnya tidak terlalu kuingat jelas saat itu.
"Hai, namamu siapa?". Tanyanya dengan wajah tersipu.
"Hai, aku oliv, kamu?". Jawabku singkat.
"Aku Rama, aku dari salah satu universitas di Semarang". Sambungnya lagi.
"Iyah, salam kenal ya Rama". Kataku sambil tersenyum padanya.
"Iyah, salam kenal juga, boleh minta kontaknya?". Pintanya padaku.
"Iyah boleh sini hapenya". Perbincangan kami berlangsung lama, hingga tak kusadari bahwa sudah larut malam.