Namaku Letta. Sharletta Qiana Bagaskara. Tepat 2 hari yang lalu, aku merayakan ulang tahunku yang ke-20. Senang tapi khawatir, itulah yang kurasakan. Aku anak pertama dari 3 bersaudara. Adik pertamaku bernama Arzan Ravindra Bagaskara. Dia saat ini duduk dikelas 1 SMA. Arzan memiliki paras yang sangat tampan. Dan adikku yang kedua, adalah Anya Alodia Bagaskara. Anya sangat lucu dan juga menggemaskan. Maklum saja, karena saat ini, Anya baru berusia 11 bulan.
Papaku, Andri Bagaskara, adalah seorang pengusaha properti yang cukup terkenal. Tetapi ia jarang pulang ke rumah karena pekerjaannya mengharuskan papa untuk pergi keluar. Baik keluar kota, ataupun keluar negeri. Dan mama, Vanessa Nathaniela, seorang ibu rumah tangga biasa. Mama berasal dari North Carolina, USA dan kemudian menetap di Indonesia sejak menikah dengan papa 20 tahun silam.
Mama memiliki wajah yang sangat cantik. Hidungnya yang mancung, mata hazelnya yang besar dan indah, dan dengan tinggi 167cm, telah menyelamatkan kami dari wajah papa yang biasa-biasa saja. Aku, Arzan, dan Anya, memiliki wajah yang dominan berasal dari mama. Kami bertiga beruntung, bukan? Hehehe
Mama adalah seorang ibu yang sangat luar biasa. Karena beliau yang selalu mendampingi dan memberiku motivasi supaya aku bisa sembuh dari gangguan komunikasi bernama Selective mutism. Tidak banyak yang tahu mengenai gangguan yang aku derita karena hanya segelintir orang saja yang mengalaminya.
Mama mulai membawaku untuk bertemu dokter dan psikolog sejak saat ia menerima hasil raportku di sekolah. Sampai sekarang, aku masih sangat ingat kejadian 12 tahun yang lalu. Pada saat itu, wali kelas 2 SD-ku yaitu ibu guru Khadijah berbicara sangat lama dengan mama dan sesekali mama menatapku yang sedang duduk sendiri di kursi belakang kelas dengan tatapan yang tak ku mengerti. Dari wajahnya, mama terlihat sangat takut, cemas, was-was, dan terlihat seperti akan menangis. Mama, ada apa?
Kaesar Morvayn Leonard, pemuda yang dikenal sebagai pemimpin geng Morvaylus, hidup dalam kekacauan dan pemberontakan. Namun, hidupnya berubah ketika ibunya mengungkap rahasia tentang ayah kandung yang selama ini tidak pernah ia kenal.
"Ibu akan menikah lagi. Keluarga calon suami Ibu... mereka tidak menerima masa lalu Ibu yang memiliki anak," ucap Marcia dengan suara serak.
"Kae, kamu harus menemui ayahmu. Kamu tidak bisa tinggal di sini lagi."
Terpaksa meninggalkan rumah, Kae memulai perjalanan untuk menghadapi masa lalu dan mencari jawaban, sambil melawan kemarahan dan rasa hampa yang membelenggunya.