Cerita ini hanya menceritakan bagaimana seorang gadis yang dapat bertahan dan terus menjalani hidupnya tanpa seorang pendukung dari keluarga.Gadis inipun pernah berfikir untuk tidak hidup sama sekali,tapi karna ia berfikir bahwa kematiannyapun tidak akan pernah ada yang peduli,ia memilih bertahan dan tetap menjalani kehidupannya,walau dikehidupannya tidak ada kebahagiaan tetapi menurut semua orang ia bahagia, tetapi dibalik senyumnya ia ingin menangis,dan ia memegang prinsip bahwa ia akan membahagiakan orang tuanya sebelum ia memang ingin pergi meninggalkan semuanya.
Gadis ini bernama Risya Putri Safi Widjaya. Ia memiliki segudang piala walaupun dalam bidang akademik dan tidak ada satupun piala yang ia raih dalam bidang non akademik,walau banyak piala yang ia raih di usianya yang baru berumur 15 tahun ia tidak pernah dihargai oleh keluarganya.Risya mempunyai kakak bernama Raehan Putra Safi Widjaya,ia adalah kakak yang tipikal masa bodo dengan keadaan tetapi tidak kepada papa, mama, dan pacarnya,Raehan dan Risya hanya terpaut 2 tahun,walau begitu Risya dan Raehan tidak pernah bermain bersama saat kecil,mengobrol walau hanya sebentar tidak pernah,menyapapun tidak pernah cukup aneh bukan tetapi semua itu karna kedua orang tua mereka yang melarang Risya dekat dengan Raehan sejak kecil.
Aziel, bocah pengidap asma yang petakilan. Gayanya selangit dan ga pernah mau kalah.
"Gua adiknya si epan"
"Emang gua anak pemilik sekolah! Lo iri aja sama gua karena bapak Lo lebih miskin"
×××
"Epan!! Numpang! Anterin gua pulang"
"Epan!! Mobil gua mogok"
"Epan!! Beliin makanan"
"Epan!! Jangan marah marah"
×××
"Epan!!! Gua adik lo kan?"
"Ga usah ngaku ngaku"
Sebenarnya Aziel itu adik dari Evan? Atau hanya ngaku ngaku saja agar terlihat kaya?