"Impianku sesederhana pucuk yang terus tumbuh di bawah rangkulan mentari pagi. Aku hanya ingin berada di samping orang yang kusayangi."
--Cendana
"Impianku sesederhana hati yang mendadak tentram saat musik mengalun. Aku hanya ingin bahagia maupun sedih bersama musik."
--Jati
Karena merasa musik adalah gerbang kematian adiknya, Cendana memilih menjauhinya. Bukan benci, tapi setiap mendengar musik ia selalu dibekuk rasa bersalah yang membuatnya tidak nyaman.
Agak aneh memang, tapi di tahun ketiga SMA, Cendana belum pernah pacaran. Lebih tepatnya memang belum pernah jatuh cinta. Hingga suatu pagi yang terbilang buruk namun berkesan, Jati hadir sebagai pahlawan penyelamat benda peninggalan sang adik yang paling berharga bagi Cendana dari tangan penjambret. Melalui sikap melindungi, sopan, dan senyum yang belum pernah ditemukannya di cowok mana pun, Cendana harus mengakui, bahwa ia telah jatuh cinta pada pandangan pertama.
Belum sempat Cendana meresapi kekagumannya pada Jati, cowok itu hadir di sekolahnya sebagai guru baru. Gawat. Sekolah mereka salah satu sekolah favorit bereputasi baik yang tidak akan membenarkan guru pacaran dengan murid. Tidak hanya itu, ada fakta lain dari seorang Jati yang memaksa Cendana menata ulang perasaannya.
Start : April 2018
Finish : Agustus 2018
High Rank:
# 1 - Phobia dari 111 cerita (02-11-2018)
# 1 - Band dari 123 cerita (20-10-2018)
# 250 - General Fiction (10 Mei 2018)
# 381 - General Fiction (08 Mei 2018)
# 399 - General Fiction (30 April 2018)
# 992 - General Fiction (29 April 2018)
Sampai kapan seseorang bisa memegang komitmen, apabila berdiri di persimpangan antara yang benar dan yang diinginkan?
Sanggupkah dia menentukan pilihan?