OO1 - Peores Recuerdos
  • Membaca 99
  • Suara 22
  • Bagian 1
  • Membaca 99
  • Suara 22
  • Bagian 1
Sedang dalam proses, Awal publikasi Apr 21, 2018
"Bicarakan dengan kepala dingin. Aku lihat kemampuan mengontrol emosimu semakin baik." Nasehatnya.

Aku mengambil styrofoam di bawah meja, menusuk-nusuknya dengan sebatang korek api milikku.

"Seperti ini." Aku diam sejenak.

"Seperti styrofoam ini, gadis itu menusuknya berulang kali, sampai tidak ada tempat yang utuh lagi."

With love, peter
Seluruh Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Daftar untuk menambahkan OO1 - Peores Recuerdos ke perpustakaan Anda dan menerima pembaruan
atau
#14tinkerbelle
Panduan Muatan
anda mungkin juga menyukai
anda mungkin juga menyukai
Slide 1 of 10
Meraih Cinta Suamiku cover
SERA cover
Kisah Lendir Di Sekolah cover
Dark Love cover
(Mantan) Sugar Baby [21+] cover
menikah dengan pria tua bucin cover
Living With Berondong cover
Hello, KKN! cover
Naked 🔞 cover
Behind The Velvet Veil [PROSES TERBIT] cover

Meraih Cinta Suamiku

38 Bagian Sedang dalam proses

Menikah karena dijodohkan dengan seorang yang dari segala sisi sempurna Arina mengira jika dirinya akan bahagia bersama dengan pilihan orangtuanya, tapi rupanya hidup tidak berjalan seperti yang Arina inginkan. Sadewa Natareja, pria yang masuk ke dalam jajaran anggota dewan rakyat paling muda ini nyatanya tidak bisa menjadikan Arina sebagai seorang istri yang seutuhnya. Pengorbanan Arina menerimanya yang berstatus duda dan merawat anaknya yang berusia kurang dari satu tahun nyatanya tidak bisa membuat Dewa mencintai Arina seperti dirinya mencintai istri pertamanya, Husna. Dimata Dewa, Arina tidak lebih dari seorang wanita yang dipilihkan ibunya untuk menjadi teman dibawah atap yang sama dan sosok yang menjadi ibu untuk putra kesayangannya sebaik apapun Arina berusaha menjadi istri yang baik untuknya. Semua hal yang dilakukan Arina serasa tidak berarti sama sekali sampai akhirnya Arina lelah sendiri, meraih cinta suaminya nyatanya hal yang mustahil bagi Arina. Perlahan, Arina menjauh membangun benteng tinggi yang membuat Dewa tersadar betapa seharusnya dia bersyukur memiliki Arina dalam hidupnya. Sayangnya, semuanya sudah terlambat. "Mas Dewa, aku capek."