Pada akhirnya kenyataan sebenarnya yang kuredam dalam selama ini, tak mampu lagi menahan memar dalam hati. Pada akhirnya kenyataan bahwa aku hanyalah pelampiasan bagimu tak dapat lagi kutelan manisnya. Pada akhirnya pahit yang selama ini kusembunyikan membuat rasa getir dalam dada. Maafkan aku, tak mampu lagi aku menutupnya. Demi membuat kamu dan kisah tentang kita terlihat begitu indah di depan, padahal ada yang bersimbah darah di dalamnya. Aku lelah kalau kau mau tau itu. Meski kau bilang kau lah yang paling lelah. Aku sakit kalau kau mau tau itu. Meski kau bilang kau lah yang lebih sakit dan tersakiti karenaku. Maaf, aku yang salah. Bukan kau. :) Karena kau selalu benar. 17/05/2018 (Part 24) . . . Kehidupan atau kebohongan Ataukah kehidupan yang penuh kebohongan. Entahlah