Debris Of Memories
  • Reads 68
  • Votes 6
  • Parts 2
  • Reads 68
  • Votes 6
  • Parts 2
Ongoing, First published Apr 25, 2018
Sore hari yang senyap dengan kemilau senja aku terdiam memandangi hamparan semak yang dipenuhi bunga dandelion.

Dalam keheningan, hembusan angin menerpa dandelion menemani kesunyian, kulihat serpihan bunga itu berterbangan di atmosfer menari terombang ambing.

Namun kini angin berhembus makin tak berirama,awan mendung datang menyingkirkan senja tangisan langit mulai turun.

Membuat aku melangkahkan kaki dengan cepat, aku berlari menuju arah rumah.

Di perjalanan aku berlari semakin cepat menyaingi deras air yang jatuh, hingga aku terpeleset tepat dihadapan laki-laki yang menggengam payung yang entah darimana asalnya namun wajahnya cukup familiar dibenakku.

"Ingin saya bantu?"

"Tidak perlu,"

"Oh oke."

Dengan rasa malu yang ku telan aku segera  berdiri dan berlalu melanjutkan langkahku untuk sampai tujuan.


'Kenapa dia bisa ada disini?'

'Kenapa setelah sekian lama datang lagi?'

'Kenapa semua usaha yang ku lakukan untuk melupakannya  selalu gagal.'
All Rights Reserved
Sign up to add Debris Of Memories to your library and receive updates
or
#86dandelion
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Hyacinth cover
 El and Jerganio  cover
Us And Destiny (Transmigration)  cover
My Papa cover
Menantu Vs Mertua cover
Sang Juragan (Gibran Danuarta) 21+ cover
Alaskar cover
DONE FOR ME cover
𝐊𝐚𝝂𝖎Ɩ𝖎𝐞Ɩ (Hiatus) cover
AZIEL DIANDRA cover

Hyacinth

32 parts Ongoing

[Brothership, Familyship, & Bromance Area] [Not BL!] . . . Perlakuan kasar juga sikap acuh tak acuh menjadi landasan penyesalan mereka saat melihat tubuh itu terbaring kaku di ranjang pesakitan setelah sebelumnya di tangani oleh dokter. Satu kalimat yang keluar menyentak begitu dalam relung hati mengingat semua duka yang tertoreh pada sosok lembut itu. "Tuan muda telah tiada." Begitu katanya. Sangat singkat namun kalimat itu tidak pernah ingin mereka dengar. Tidak sekali pun dalam hidup mereka. Jika saja kesempatan kedua itu ada, maka izinkan mereka untuk menebusnya. Memberikan kehidupan lebih baik padanya yang mengulas luka penyesalan paling dalam bahkan tanpa sebuah kata. "Mendekat lah, papa ingin mendengar detak jantung mu." "Jangan makan makanan tidak sehat! Bawa bekal saja dari rumah." "Jika berani bergadang, aku akan tidur sembari memelukmu hingga pagi." "Diam saja di sana, olahraga berat tidak baik untuk tubuh mu yang lemah." "Kenapa kalian semua bertingkah aneh seperti aku orang tua berusia seratus tahun?" . . . Bunga Hyacinth melambangkan duka, penyesalan, kecemburuan dan iri hati. Dalam mitosnya Hyacinth tumbuh dari darah seorang pemuda yang sangat di sayangi oleh Apollo dan Zephyr, dan dia terbunuh karena rasa iri Zephyr pada kedekatan antara si pemuda dan Apollo. Tetapi di sisi lain, Hyacinth juga memiliki makna pengampunan atas kesalahan orang lain.