WE GOT THAT BOOM - 00L ✓
  • Reads 182,554
  • Votes 15,628
  • Parts 21
  • Reads 182,554
  • Votes 15,628
  • Parts 21
Ongoing, First published Apr 26, 2018
Mature
[00 lines - Alternative Universe]
ㅡfollow me first before read this bookㅡ

"Baru kali ini gue ngelanggar peraturan bukan dihukum sama guru lagi, tapi langsung dihukum sama makhluk ginian."

-

❝ Ini cuma halusinasi, lo semua jangan sampai terkecoh! ❞

Alexandria D'high School atau disingkatnya AXD ini memiliki asrama yang sangat besar dan juga luas. Bangunannya memang tidak baru, tetapi tetap terlihat elegan. AXD memiliki peraturan aneh, tidak diperbolehkan keluar area sekolah dan asrama di jam tertentu. Termasuk saat jam istirahat dan hari libur. 

Namun, tidak disangka hal tersebut membuat siswa-siswi AXD angkatan ditahun yang genap ke-100 memecahkan suatu rahasia sekolah mereka karena hal aneh mulai bermunculan satu-persatu. 

Rahasia itu membuat mereka bertaruh akan nyawa dan menghadapi sesuatu yang tidak pernah mereka duga.

Dari tiga puluh orang yang berjuang, akan kah semuanya bertahan?

-


; local name, harshword, semi baku.

fantasy ㅡ m/t
present by pawlvinaz © 2020
All Rights Reserved
Sign up to add WE GOT THAT BOOM - 00L ✓ to your library and receive updates
or
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Dosa Ku cover
The Best Of Miracle cover
Kesayangan Bunda cover
antagonis wife [PO] cover
BABY CHANIE cover
After Graduation cover
Stars Behind the Darkness 2 cover
𝐒oerabaja, 1730 cover
Choose Family  cover
He Fell First and She Never Fell? cover

Dosa Ku

1 part Ongoing

Liu Qiaqio, Permaisuri Dinasti Jin, telah menyerahkan hati, jiwa, dan raganya untuk sang kaisar. Dia mencintainya dengan sepenuh hati hingga merasa lelah, tetapi sang kaisar yang dingin hanya memiliki mata untuk satu orang, dan orang itu bukanlah dirinya. Kehangatan di mata kaisar saat memandang orang itu tidak pernah menjadi miliknya, kelembutan suara kaisar saat berbicara dengan orang itu tidak pernah ditujukan padanya, bahkan hingga ajal menjemput. "Apa salahku sehingga kau membenciku sejauh ini? Apa aku telah melakukan kesalahan sehingga kau memandangku dengan begitu hina? Apakah mencintaimu adalah dosa yang begitu besar?" tanyaku dengan lemah. "Dosamu adalah mencintai seseorang yang seharusnya tidak kau cintai," jawabnya dingin. 'Dia benar, aku telah menghabiskan terlalu banyak cinta untuknya hingga aku tidak punya sisa cinta untuk anak-anakku, untuk mereka yang benar-benar peduli padaku. Jika aku diberi satu kesempatan untuk menebus semua itu, aku akan menghabiskan seluruh hidupku melakukannya,' pikirku sembari menutup mata dan menyambut kematian. Atau begitulah pikirku.