Iya kamu prioritas saya, tapi saya bukan prioritas kamu. Bukan kamu yang beri harap tapi saya yang terlalu berharap. Bukan kamu yang tak peduli, tapi saya yang terlalu ingin kamu peduli. Jika bisa, sudah dari dulu saya lepas genggaman itu. Tapi kamu tau? Bukan tangan saya yang menggenggam, tapi hati saya. Jika hati bilang kamu ya kamu. Saya tidak akan melepas juga tidak akan menggapai kamu (lagi). Tapi saya masih disini, berdiri bersama bayangmu. Menanti hari dimana nanti hati saya benar benar melepas kamu. Lagi pula saya ada disini hanya sebagai permeran pengganti,hanya figuran semata disaat orang pertama tidak ada.