"I call off the enggagement." Adrian mengalihkan pandangannya dari file keuangan yang sedang dia pelajari. Seorang wanita. Masih muda. Berdiri dengan kedua tangan bertopang dikedua sisi tubuhnya yang dibalut dengan dress hitam. Gaun berenda itu melekat tepat disemua bagian tubuhnya. Memeluknya seolah itu adalah kulit kedua. Adrian Carnegie menatap wanita di depannya dengan seksama. Sebuah senyum terukir di bibirnya. "Aku tidak melihat ada masalah dengan itu, this is married of convinience, kita sama-sama diuntungkan disini. Apa yang membuatmu berpikiran lain?" katanya dengan tenang. Perhatiannya kembali terarah kepada file yang sempat dia letakan dimeja. "Aku tidak melihat ada keuntungan bagiku, Sir." Jawaban itu tentu saja membuat Adrian memdongkak kembali. Wanita ini benar-benar berani. She is mocking his word. "Dan satu lagi, Sir. Kau salah bila berpikir aku akan menuruti permain gilamu." Dengan itu dia melangkah pergi. Memakai kembali kaca mata hitamnya. Tetapi langkahnya terhenti tepat sebelum dia sempat meraih ganggang pintu. Adrian yang entah sejak kapan sudah berdiri dibelakangnya, mencekal pergelangan tangan kanannya. Menyentaknya kasar sehinga wanita itu berbalik menghadap kearahnya, senyum yang tadi ramah sudah menghilang digantikan oleh sebuah seringain. "Aku beritahu kau sesuatu, Aku yang memutuskan kau ikut bermain atau tidak. Dan aku yang akan menang dalam permain ini."All Rights Reserved