Entah mengapa aku menuliskan tentangnya, tapi disini yang aku tahu ini adalah caraku untuk mengungkapkan perasaanku untuknya. Aku hanya pintar berkata - kata, tapi tak pintar untuk berterus terang padamu. Aku hanya pintar untuk menyembunyikan, tapi aku tak pandai untuk menunjukkan. Aku terlalu lemah untuk itu, aku hanya bisa sebatas diam, dan tak lebih. Kenangan itu pergi bersama kau yang meninggalkan tanpa jawaban. Dan rindu itu ada bersamaku, tanpa tahu bagaimana cara untuk mengobatinya. Kepergianmu dengan tiba - tiba menjadikan bumerang dalam hidupku. Aku hanya sanggup bertanya entah samapi kapan pertanyaan itu akan terjawab. Mungkin saat ini sang penumbuh rasa ingin menguji kesetiaanku. Aku hanya bisa menunggu perintah darimu untuk melupakanmu.Dan itu hanyalah bayangan dan hidup dalam angan - anganku. Aku menyebutnya " Senja Yang kehilangan Langitnya..." " Aku Senja dan Dia Langit"