"Demi kebaikan Dekan, gue rela ngelepas lo." ucap laki-laki itu. "Lo ngebuang gue? " tanya Deyra. "Sebaiknya lo pergi. " ucapnya lagi. "Devan, lo cuma main-main kan? " "Gue udah ga suka sama lo! Lebih tepatnya benci. setelah dipikir-pikir lagi, lo itu memang ga pantes buat gue. Lebih baik lo..." "Cukup!!! " Teriak Deyra. Devan telah mengancurkan pertahanan dari dalam diri Deyra. Pertahanan itu sudah hancur, bersamaan dengan bulir air mata yang jatuh dari pelupuk matanya. "Maaf Dey. Gue ga bisa berbuat apa-apa lagi. Mungkin ini adalah jalan satu-satunya. " ucap Devan dalam dirinya sendiri. ????