The Real Happiness
  • LẦN ĐỌC 164,218
  • Lượt bình chọn 5,936
  • Các Phần 50
  • LẦN ĐỌC 164,218
  • Lượt bình chọn 5,936
  • Các Phần 50
Hoàn tất, Đăng lần đầu thg 5 05, 2018
Keira adalah perempuan tegar yang luar biasa. Dengan senyumnya ia menutupi semua penderitaannya. Terasa asing di tengah keluarganya bukan lah hal yang membuatnya menangis. Rumah yang tak lagi terasa nyaman tidak membuatnya berhenti untuk tersenyum. Saudara kembarnya pun selalu membuat masalah. Kisah cintanya yang selalu berakhir pahit, membuatnya trauma untuk menyayangi seseorang. 

Segudang kejadian dari masa lalunya yang dia rahasiakan membuatnya kesulitan merasa bahagia. 

Dan dia memiliki seseorang yang bisa mambuatnya bangkit. Karenanya dia jadi mengerti arti kebahagiaan sebenarnya, berharganya orang yang disayangi, dan mengerti arti perpisahan dalam patah hati yang dirasakannya sendirian.

-2019
Public Domain
Bảng mục lục
Sign up to add The Real Happiness to your library and receive updates
Hoặc
#626twin
Nội dung hướng dẫn
Bạn cũng có thể thích
Bạn cũng có thể thích
Slide 1 of 10
Gema Asa di Ujung Senja cover
CeriGala [END] cover
MAHESA cover
Kita tanpa Kata [END] cover
Lukisan Pilu cover
Di ujung Senja (SELESAI) cover
CERITA JUNI & JULI [END] cover
Rental Boyfriend cover
Cappucino Girl (TAMAT) cover
TIME LOOP (ON GOING) cover

Gema Asa di Ujung Senja

33 Phần Hoàn tất

Aksara Nurmala memutuskan meninggalkan desa untuk menjalani kehidupan baru di kota besar, memulai kuliahnya di Universitas Madya Nusantara. Di tengah hiruk-pikuk kehidupan kampus, ia berjuang menyesuaikan diri bukan hanya dengan tuntutan akademis, tetapi juga dengan kenyataan bahwa ia gagal mendapatkan beasiswa yang diidamkan. Hari-harinya mulai terasa monoton, hingga Aksara menemukan tempat pelarian di sebuah kedai kopi kecil. Di sana, ia sering kali duduk sendiri, menulis catatan pribadi sembari mengamati dunia di sekitarnya. Salah satu sosok yang menarik perhatiannya adalah Rafif, seorang pelanggan tetap dengan gaya bicara tenang dan pandangan hidup yang penuh misteri. Percakapan mereka, meskipun sederhana, selalu membekas dalam ingatan Aksara. Tanpa disadari, pertemuan-pertemuan itu membawa Aksara pada perjalanan batin yang lebih dalam. Di antara cangkir kopi dan obrolan singkat, Aksara menyadari bahwa pencarian jati diri tidak selalu datang dari kesuksesan besar, tetapi dari momen-momen kecil yang penuh makna.