Roman-misteri
Cerita nggak bakal mainstream; plot twist, pasti; isinya nggak cuma cinta-cintaan, tapi juga main tebak-tebakan dan biki penasaran.
Liana, pelajar SMA yang tengah patah hati akan cintanya. Lalu dipertemukan dengan pengagum rahasianya. Hatinya tiba-tiba terjatuh sejak pertama kali dia mendengar mutiara dari mulut pria itu. Lalu lambat laun, kedekatan Liana dan Rizal semakin dekat. Rizal selalu saja berhasil membuat pipi Liana bersemu merah dengan segala godaannya.
Namun, hal itu justru semakin mempersulit keadaan Rizal. Di mana dia baru saja menemukan tanda-tanda tentang kehidupan mamanya yang tertutupi. Dimulai dari surat, foto, brangkas, dan gadget. Barang-barang sederhana yang berhasil menciptakan banyak pertanyaan di kepala Rizal. Pertanyaan-pertanyaan yang juga menciptakan banyak keraguan dipikirannya.
Kisah cinta dan kisah mamanya benar-benar menguras pikirannya. Membuatnya bingung dengan siapa aku? Siapa mama? Dan siapa Liana?
Fakta demi fakta terkuak secara bergiliran. Fakta-fakta baru yang menyebabkan Rizal bahagia, menyesal, sekaligus sedih. Terlebih lagi ketika fakta-fakta itu berbenturan dengan kisah cintanya.
Apa yang harus Rizal lakukan?
"Forget It."
Hanya kata itu yang mampu dia persembahkan kepada Liana Oktavia. Dua kata yang sangat mampu mengiris dua keping hati yang sedang terpisah.
Akan tetapi, apakah kisah kasih dua sejoli ini hanya berhenti sampai di sini saja? Tentu tidak. Sebab kata selebihnya tertuang dalam kisah remaja karya Indah Purnama.
Yuk ikuti kelanjutannya.
"Zal!" panggil Liana. Yang hanya dibalas deheman oleh Rizal.
"Saya rindu," lanjutnya mengutarakan isi hatinya.
"Jangan rindu," balas Rizal. Membuat Liana benar-benar terkejut dan heran akan jawaban ini.
"Kenapa? Rindu kan bukti sayang kita sama seseorang," sanggah Liana.
"Rindu itu cuma buat orang yang jauh," balas Rizal tetap tenang.
"Lah kita-"
"Raga kita memang jauh. Tapi hati kita selalu bersatu," gombal Rizal memotong kalimat Liana.