Jati Wesi, pria 26 tahun, tinggal di TPA Bantar Gebang selama hidupnya. Ia diasuh oleh penadah bernama Nurdin Suroso yang memperkerjakan Jati sejak kecil. Di antara berbagai pekerjaan kasar yang dilakukan Jati, ada satu profesi yang paling ia banggakan, yakni peracik parfum. Penciuman Jati yang sangat tajam memampukannya meniru segala parfum dengan akurat, bahkan lebih baik.
Jati bekerja di toko parfum isi ulang bernama Attarwalla. Pemilik Atarwalla, Khalil Batarfi, adalah orang yang dianggap Jati sebagai ayah sendiri.
Pada satu sore, Jati dan seluruh karyawan Attarwalla diciduk oleh polisi.
Sebuah perusahaan kosmetik besar, Kemara, mengadukan produk parfum mereka bernama Puspa Ananta yang telah dibuat tiruannya oleh Jati dan dijual di Attarwalla. Kemara menuntut Khalil dan Jati. Kemara bersedia melepaskan tuntutan dengan syarat Jati seumur hidup bekerja buat mereka. Tak tega jika Khalil dihukum, Jati setuju.
Kehidupan Jati berubah drastis. Pemilik Kemara, perempuan 58 tahun bernama Raras Prayagung, memperlakukan Jati dengan istimewa. Hal itu menimbulkan protes keras dari Tanaya Suma, perempuan sebaya Jati yang merupakan putri tunggal sekaligus tangan kanan Raras Prayagung. Suma menolak kehadiran Jati sejak hari pertama. Diam-diam, Jati mengamati bahwa Suma memiliki kemampuan penciuman serupa dengan dirinya.
Obsesi Raras mencari tanaman mitos bernama Puspa Karsa, yang konon hanya bisa diidentifikasi melalui aroma, akhirnya mengantarkan Jati ke sebuah ekspedisi yang penuh tantangan. Semakin jauh Jati terlibat, semakin banyak misteri yang ia temukan, tentang dirinya sendiri dan masa lalu yang tak pernah ia tahu.
menikah secara terpaksa yang di lakukan oleh ten karna harus menikahi duda anak dua karna alasan untuk menyelamatkan nyawa eomma dan appa nya karna memiliki banyaknya hutang
namun siapa sangka pernikahan itu semakin lama semakin menumbuhkan cinta di antara mereka cinta dan kebahagiaan mereka bertambah dimana ten mengandung anak dan melahirkan anak manis yang di beri nama SEO HAECHAN